Kamis, 21 Agustus 2008

Globalisasi, Sebuah Pengantar

Istilah globalisasi sudah sering mengemuka dalam percakapan sehari-hari. Istilah ini sudah dipakai hampir dalam semua bidang kehidupan dan terkadang sering dipertukarkan dengan istilah internasionalisasi. Globalisasi diambil dari kata global yang maknanya ialah dunia luas atau universal. Secara umum globalisas dimaksudkan terjadinya keterkaitan dan ketergantungan antar bangsa dan antar manusia diseluruh dunia, baik pada bidang ekonomi, investasi, teknologi, budaya maupun bentuk-bentuk interaksi lainnya.

Dalam konteks ini globalisasi dapat dilihat sebagai suatu proses sosialisasi atau proses sejarah yang akan membawa seluruh bangsa dan negara di dunia ini makin terikat atau tergantung satu sama lain. Globalisasi akan mewujudkan satu tatanan baru atau sistem baru dengan menyingkirkan batas-batas geografis negara. Fenomena globalisasi telah melanda dunia ini dan secara kasat mata dapat kita lihat :

a. Terjadinya perubahan radikal dalam konsep ruang dan waktu dengan kehadiran teknologi informasi seperti telephon mobile (hand phone), televise satelit dan internet. Apa yang terjadi di belahan dunia Eropa secara bersamaan dapat dihadirkan di Asia atau sebaliknya. Sehingga Komunikasi global telah membuat dunia semakin kecil.

b. Terjadinya pasar Internasional, perdagangan bebas dan makin berpengaruhnya perusahaan-perusahaan multi-nasional. Sehingga beberapa negara demi memudahkan transaksi menyatukan mata uangnya, seperti yang terjadi pada Masyarakat Ekonomi Eropa (MEE) dengan mata uang Euro.

c. Terjadinya peningkatan interaksi budaya antar negara melalui media massa televisi, film, media online dan lain-lain yang secara keseluruhan difasilitasi dengan teknologi informasi canggih. Sehingga membentuk suatu Budaya Global atau Wold Culture.

Dengan melihat fenomena-fenomena tersebut diatas, beberapa pakar menyatakan bahwa globalisasi merupakan suatu jaman transformasi sosial (peter Drucker). Sebuah dunia yang baru berubah yang ditandai dengan terjadinya selera massal diantara perubahan dan ketidakpastian (Giddens). Sementara didalam globalisasi itu sendiri ada paradoks : semakin global dunia akan semakin lokalistik pula manusianya. Semakin global dunia maka manusia semakin condong mencari kembali jati dirinya, mulai dari bahasanya, tradisinya, silsilahnya dan moralitasnya (John Naisbit).

Fenomena globalisasi memang telah melanda dunia ini dengan nyata. Tetapi masih banyak tabir misteri didalamnya ketika globalisasi diperhadapkan dengan gereja lokal. Dibeberapa negara, beberapa gereja lokal masih banyak yang canggung, bingung dan tak tahu bagaimana harus bersikap. Ingin menolaknya tapi tak dapat ditolak. Ingin menerimanya tapi takut berdosa. Sementara di sebuah gereja lokal di negara Korea Selatan, dikabarkan banyak jemaat karena kesibukannya, lebih suka menghadiri kebaktian minggu melalui dunia maya dari pada dunia nyata. Melalui internet, ibadah minggu dan kotbah bisa diikuti tanpa mereka harus pergi ke gereja. Uang kolekte dan perpuluhan seketika bisa mereka transfer dengan sebuah telunjuk pada hand phone mereka. Demikianlah bias dari era globalisasi ini sesungguhnya masih banyak belum tersingkap, terlebih bila ia harus dikaji melalui firman Tuhan atau doktrin Alkitab. Atas dasar pemikiran tersebut, maka Seminar Nasional Gereja Pentakosta Indonesia sengaja dipersiapkan dengan mengusung tema globalisasi ini, sehingga globalisasi ini bisa disingkapkan lebih jauh melalui para pembicara. (Gr.S.Napitupulu/Kordinator Publikasi & Dokumentasi Seminar Nasional Gereja Pentakosta Indonesia)


* Sumber tulisan ini sebagian dipetik dari Wikipedia dan John Naisbit dalam Global Paradox

2 komentar:

Alfonco mengatakan...

Para blogger juga penginjil, begitu salah satu tulisan Pak Gr.S.Napitupulu...Hmmm...menarik.
Perkenalkan saya adalah Alfonco Sinaga, lebih setahun yang lalu saya diangkat jadi St dari GPI Bekasi Kota (Pdt M Nainggolan), namun kita berencana, tapi Tuhan dapat menentukan, sudah hampir 1 1/2 thn saya bersama keluarga tinggal dan bekerja di Swiss. ini email saya Pak : alfoncosinaga@yahoo.com, www.paras129.wordpress.com itulah blog saya. Senang bisa mampir di blog Bapak sekalipun belum bisa baca tulisan Bapak seluruhnya, hanya motivasi ingin tahu ttg Seminar Nasional HT GPI, hmmmm...saya kadang bertanya, bagaimanakah efektifnya seminar yang akan dihadiri 1000 orang tsb...(lebih banyak dari anggota DPR yang sidang...hehehehe..) Saya pesimis ttg hasilnya, tapi optimis ttg tujuannya...Oh ya Pak hanya info saja, pada tgl 11 Des 08, saya bersama tim website berangkat ke Siantar di Ktr Pusat GPI, yang diterima oleh Pak Ketua dan 20-an HT seniornya, utk launching website resmi GPI, itulah www.pentakosta.org, juga sekaligus menjelaskan bahwa semenjak Agustus 2005 anak-anak GPI sudah punya mailing list, pentakosta@yahoogroups.com, kalau Pak Gr tertarik, bisa daftar sendiri dan saya bisa daftarkan juga...karena saya juga merupakan salah seorang moderator milis. Oh ya Pak, kalau tidak keberatan minta tolong Pak agar diumumkan juga pada seminar HT nanti ttg keberadaan website dan mailing list pentakosta, sbg info bahwa kedua jaringan maya tsb adalah asset RESMI GPI, cuma mungkin masih kurang sosialisasi..Sekian dulu Pak, TYM. Salam. St. A. Sinaga

Gr.S.Napitupulu. mengatakan...

@ Bpk.St.Alfonco Sinaga

Terima kasih atas informasinya pak sintua..Memang website resmi GPI belum banyak yang tahu, karena kurang disosialisasikan plus masih banyaknya jemaat dan hamba Tuhan GPI masih " buta " dengan dunia internet. Website resmi GPI nanti saya akan coba me-link-nya kebeberapa blog saya pribadi. Pak Sintua, silahkan memasukkan nama saya sbg member mailing list Pentakosta..JBU.